Sebagai sebuah tim besar, City belum mampu tampil konsisten
di setiap pertandingannya. Memang, mereka mampu mencetak 10 kemenangan beruntun
beberapa waktu lalu, tanpa kehadiran Aguero. setelah kemenangan-kemenangan
tersebut, performa City beranjak medioker. Kemenangan menjadi sulit diraih.
Mentalitas adalah hal yang belum dimiliki pasukan Manuel Pellegrini.
City mungkin adalah tim yang diciptakan untuk menjadi besar.
Namun mereka tak bisa menjadi juara setiap kompetisi digelar. Mereka tak
sestabil Chelsea, PSG, ataupun Real Madrid. City –menurut saya- hanya
dikondisikan untuk memberi warna lain di Manchester, setelah sekian lama
terbenam. Bersyukurlah kalian sudah bisa menyaksikan ada warna lain di
Manchester selain merah.
Di pertandingan kontra Burnley minggu kemarin, mereka
bermain sangat lambat. Selambat kereta api kelas ekonomi yang selalu berhenti
di setiap stasiun. Pellegrini sendiri terlihat menyerah saat pertandingan
digelar. Ia kerap duduk bersandar sembari menghembuskan nafas. Dia terlihat
seperti pensiunan pegawai negeri yang tengah menikmati hari tua, tanpa
secangkir teh, tentunya. Ini bukanlah Pellegrini yang biasanya. Entah apa yang
sedang dipikirkannya. Apakah tawaran dari Barcelona membuat hubungannya bersama
sisi biru Manchester akan berakhir begitu saja ? Cuma dia yang tahu.
Jika sudah begini, saya hanya memiliki sebuah harapan yang
paling realistis musim ini. melihat City berdiri diatas United di papan klasmen
liga adalah segalanya. Bahkan melebihi menjuarai piala sekalipun. Hal ini
memang terdengar agak absurd. Namun begitulah adanya. Bukankah sebenarnya
itulah yang diinginkan para blue Manchunian setelah sekian lama?
Tak memenangi apapun musim ini, terasa begitu memilukan bagi
kalian, namun saya tak ambil pusing. Dulu, pada saat City masih berstatus medioker,
bukankah mereka juga tak pernah memenangi apapun? Bukankah mereka lebih sering
berkutat untuk menghindari degradasi? Saya terkadang cukup iri dengan fans
tim-tim yang memiliki kasta dibawah City seperti Newcastle, Lazio hingga Herta
Berlin. Mereka berharap tim yang mereka dukung selalu menang, tapi jika tidak
menang, tak mengapa.
Menyaksikan City bermain setiap minggunya melalui kotak
ajaib bernama televisi adalah sebuah berkah tersendiri untuk saya. Bukankah terlalu berharap
akan sesuatu yang tak mungkin bisa menyebabkan hidup terasa menyebalkan? Jangan terlalu berharap
City bisa menjadi apa yang kalian inginkan. Jika terus memaksakan keinginan
itu, anda bisa mewujudkannya dalam permainan macam Football Manager ataupun
bermain Master League di Pro Evolution Soccer dengan mencantumkan nama anda
sebagai pelatih pada kolom new game, sederhana bukan?
ada ada aje lu her hahaha
BalasHapuswkwkwkwkwk...koplak
BalasHapus